Apa jadinya kalau pelukan yang kita lakukan terlalu keras?
Bahkan sangat keras karena kita melakukan sekuat tenaga dan mengerahkan semua tenaga yang kita punya untuk memeluk seseorang yang kita sayangi.
Seorang ibu yang sedang berperan sebagai single parent, berusaha melindungi anak satu satunya yang dimilikinya.
Anak berusia 30 tahun yang berada di hadapan saya, terlihat seperti anak berusia 17 tahun dimana semua hal yang memutuskan ibunya.
Mereka datang, tepatnya sang ibu membawa anaknya mencoba mencari bantuan agar anaknya bisa lebih mandiri dan lebih dewasa sesuai umurnya. Kalau dilihat sekilas, ibu ini terlihat kasihan, mempunyai anak usia 30 tahun yang harus diurusnya masih seperti anak remaja. Dengan segala keluh kesahnya, berkali kali terdengar rasa capek yang mendera sang ibu.
Di balik semua itu, saya hanya meminta sang ibu untuk merelakan anaknya.
Merelakan anaknya untuk tidak menjadi mandiri dan dapat melanjutkan hidup tanpa ibunya.
Sebagai single parent dari sejak anaknya lahir dan melihat anaknya di-bully karena tidak punya ayah. Naluri sang ibu bekerja berusaha melindungi anaknya sekuat tenaga agar anaknya tidak lagi disakiti oleh lingkungannya.
Ya…..
Sang ibu, memeluk anaknya agar anaknya tidak terluka oleh lingkungan sekitarnya.
Tapi, semakin lama semakin kuat dia memeluk sampai tanpa disadari dia sendirilah, sang ibu-lah yang akhirnya meyakiti anaknya.
Sang ibu terlena, dengan pelukannya pada anak kecil dan tidak sadar bahwa anaknya sudah beranjak dewasa.
Sang ibu dengan kasih sayangnya berupaya memenuhi kebutuhan anaknya yang sebenarnya dia sedang memenuhi kebutuhannya sendiri untuk disayangi.
Sang ibu, berusaha menjadi pahlawan bagi anaknya dengan memberikan perlindungan terbaik, yang tanpa disadari dia sedang memenuhi kebutuhannya untuk merasa dibutuhkan dan takut ditinggalkan.
Pemandangan dan pengalaman hidup didepan saya membuat saya terpana…
Manusia…
begitu luar biasanya memiliki kebutuhan yang sulit dipahami bahkan oleh dirinya sendiri.Manusia….
memerlukan keberanian yang luar biasa untuk mengakui bahwa hal terbaik yang dilakukannya adalah untuk dirinya sendiri, ya….untuk dirinya sendiri.Manusia…
setiap manusia memiliki perjalananya yang unik, untuk menemukan dirinya yang utuh.
Ely Susanti
by. Ely Susanti
Life Coach