Pernah tahu bahwa saat vaksin kita diberikan virus agar anti bodi kita terbentuk?
Agar ada perlawanan dari tubuh sehingga terbentuklah anti bodi.
Sebenarnya pemahaman tersebut mirip dengan hidup kita.
Kalau ada orang yang menyakiti kita dan kita balas menyakiti-nya…
Maka kita memberikan alasan yang kuat agar mereka dapat kembali melakukan hal-hal yang menyakitkan.
Kalau ada orang yang melakukan kejahatan kemudian kita melawan dengan kemarahan dan membuktikan bahwa mereka adalah orang jahat maka kita memberikan alasan yang kuat agar mereka melakukan hal yang lebih jahat.
Apakah kita harus berdiam diri kalau ada kejahatan atau disakiti?
Bukan begitu pengertiannya..
Tapi…
Dengan menjadi lawan dari mereka, tanpa disadari kita membuat mereka mencari jalan keluar agar tetap mempertahankan diri atau lebih besar lagi.
Dapat dikatakan bahwa apabila…
Disakiti maka berikan cinta.
Ada kejahatan berikan kebaikan.
Begitu juga dengan apa yang ada di dalam diri kita….
Kalau ada kesedihan dalam diri kita, jangan menolak kesedihan.
Kesedihan tidak memerlukan penolakan…
Semakin kita menolak kesedihan, maka rasa sedih akan menguat untuk menyadarkan kita bahwa kita sedang menolak rasa sedih.
Kesedihan hanya memerlukan pelukan dan perlu diberi waktu
Kalau ada kemarahan dalam diri kita,
Kemarahan tidak memerlukan tudingan dan tuduhan,
Kemarahan memerlukan dipahami dan didengarkan.
Kalau ada kesepian,
Kesepian tidak memerlukan penolakan dan tidak memerlukan kebisingan,
Kesepian hanya perlu ditemani dan dicintai.
Kalau ada kekecewaan,
Rasa kecewa tidak memerlukan makian ataupun kambing hitam,
Kekecewaan memerlukan penerimaan.
Kalau ada kebencian,
Kebencian tidak memerlukan balas dendam,
Kebencian memerlukan maaf dan cinta.
Yang pada akhirnya membawa kita, menerima semua emosi dalam diri dan tidak ada lagi penghakiman pada orang lain.
Saya jadi teringat pesan Mother Teresa…
Saat ada yang bertanya, Bagaimana kita dapat ikut serta menghentikan peperangan?
Pesan beliau bukan melawan musuh peperangan,
Tapi..
Pulanglah dan cintai keluargamu dengan sungguh sungguh…
Ely Susanti
by. Ely Susanti
Life Coach