Seorang sahabat yang sedang mengalami kesedihan karena harus memilih untuk mengambil keputusan berpisah dengan kekasihnya.
Dan kesedihannya sangat tampak dari wajah dan air matanya yang beberapa hari masih terus mengalir.
Pada beberapa kesempatan, sahabat yang lain berusaha menghiburnya dan memberikan nasehat serta wisdom ataupun hikmah yang bisa diperoleh dari perpisahan ini..
Dan dalam beberapa hari ini sahabat yang bersedih, mendatangi rumah saya, walaupun saya sambil mengerjakan kesibukan saya, dia datang dan berdiam di rumah. Sampai kami punya waktu untuk pergi bersama.
Saya dapat memahami kesedihannya namun saya bingung bagaimana cara menghiburnya agar tidak bersedih.
Sampai saya menyadari bahwa saat ini dia tidak perlu dihibur.
Dia tidak perlu nasehat.
Dia juga tidak perlu mengetahui apa hikmah kejadian yang menimpanya.
Saat ini, yang diperlukan adalah seorang sahabat yang dapat ikut dalam diamnya dan menemani dia menjalani kesedihannya.
Ada saat-saat dimana orang yang kita kasihi, apakah itu sahabat, saudara ataupun orangtua hanya membutuhkan kita ada untuk menemani bukan untuk menasehati atau memberitahu apa yang sebaiknya dilakukan.
Salah satunya saat orangtua kita sedang sakit, berbagai nasehat bagaimana agar beliau kembali sehat dan berbagai opini untuk berobat tidak ada artinya dibandingkan kehadiran kita, menemani beliau menjalani masa masa sakitnya dan melayaninya.
Atau, seperti sahabat saya yang sedang kehilangan sampai bersedih yang mendalam.
Dia hanya perlu waktu untuk menjalani kesedihannya yang tidak bisa secara instant dihilangkannya.
Dan dia memerlukan teman yang mengasihinya, ada bersamanya menemani masa-masa sulitnya.
Ya….kehadiran kita yang tampaknya sederhana.
Kehadiran yang tidak memerlukan pengetahuan.
Kehadiran yang tidak membutuhkan kata kata bijaksana.
Kehadiran dengan hati mengasihi.
Kehadiran dengan diam dan menemani.
Adalah hadiah paling berharga…..
Ely Susanti
by. Ely Susanti
Life Coach