Ely Susanti

Life Coach | Trainer | Events | Author

Hari ini pagi –pagi kamu dah tanya ke aku : “Apa bedanya kesetiaan dan kesabaran. Dan apa bedanya setia dan naif” Emmm..membuat aku berpikir dan tersenyum karena kamu sudah mulai memikirkan hal-hal ini daaan..sepertinya sedang kasmaran (hehehehe)

So, sis…konteks apa yang kamu maksud dengan kesetiaan dan kesabaran ini? Kalau dalam masa pacaran, yang nota bene penjajakan dan penyesuaian untuk melangkah ke tahap berikutnya yaitu pernikahan, agak sulit membedakannya.

Dalam masa pacaran yang biasanya perasaan jatuh cinta masih punya stock banyak tolerasnsinya bahkan tumpah-tumpah maka kesetiaan dan kesabaran selalu menemani relasi tersebut. Sampai suatu titik di mana stock jatuh cintanya makin tipis atau terjadi kebocoran disana sini….maka kesetiaan akan tergantung dari seserius apa pasangan tersebut dalam menjalani status pacaran itu.

Ada orang yang pacaran….maunya cari pacar yang harus memenuhi syarat-syaratnya untuk menjadi suami/istrinya nanti Ada orang yang pacaran..asal pacaran aja..nda tau nantinya bagaimana, toh nda ada salahnya di jalani..cocok terus, nda cocok ya putus Ada orang yang pacaran.…untuk main-main aja…just having fun Ada orang yang pacaran….maunya sekali pacaran harus jadi Tentu saja..kadar kesetiaan dan kesabarannya beda-beda doong….

Emmm, ta kasih contoh aja ya sis, Aku punya teman yang sangat idealis, mengagungkan romatisme dan cinta. Pacaran 1 tahun yang pujangga hati harus kerja ke luar pulau…mintalah dia dilamar agar ada ikatan Setelah 3 tahun lamaran itu, teman ini datang dengan menangis dan kebingungan karena sang pujangga hati tertangkap karena kasus narkoba. Tapi dia bilang..aku cinta mati ama dia, selama apapun dia di penjara asal dia mau jujur apa adanya, menceritakan semuanya maka aku akan menunggunya dengan setia.

Cerita yang lain, seorang teman laki-laki pacaran dengan wanita yang sudah ketahuan selingkuh sampai 5 kali, tapi dia bilang….dia akan sabar menunggu sampai sang wanita siap untuk menikah dan apabila tiba saat itu, dia yakin wanita ini akan menjadi istri yang setia.

Menurut kamu…dalam cerita pertama apa yang cewek ini setia? Punya kesabaran? Dalam cerita ke-2 apa si cowok ini sangat tebal kesabarannya?

Apakah mereka naïf?

Ntar …ntar..sabar..kamu pasti bilang cece ini kok cerita panjang lebar..intinya apa toh? Hehehe..kita lanjut dulu ke konteks pernikahan ok… Saat sudah menikah, apapun alasannya… Yang berbeda adalah komitmen dan tanggung jawab. Seorang ‘husband’ punya komitmen dan tanggung jawab berbeda dengan ‘boyfriend’ Seorang ’wife’ juga punya komitmen dan tanggung jawab berbeda dengan ‘girlfriend’ Menikah adalah sebuah keputusan memilih pasangan yang menurut kamu terbaik dari pilihan yang ada. Dalam pernikahan, kesetiaan bukan hanya berarti tidak punya ‘affair’ atau selingkuh tapi bagaimana setia untuk menemani dan mendukung pasangan untuk menjadi yang terbaik Kesabaran disini lebih diuji..

Kenapa?

Dalam pernikahan tidak ada kata putus yang ada cerai…yang artinya melibatnya banyak pihak..tidak hanya ‘aku dan kamu’ tapi ‘keluargaku dan keluargamu’. Dan…biasanya dalam pernikahan perasaan berbunga bunga karena jatuh cinta sudah abis stocknya. So…menikah bukan soal setia dan sabar saja….menikah adalah komitmen. Satu cerita terakhir, Seorang teman perempuan, sudah menikah 8 tahun dan punya anak umur 5 tahun. Suaminya memiliki sifat yang aneh, kalau marah istrinya bisa dikurung dalam rumah beberapa hari dan tidak boleh keluar kemanapun. Saat dia marah, pelampiasannya adalah tempat prostitusi. Saat kutanya, kok kamu bisa tahan? Apa jawabnya? “Aku yakin kalau dia tahu bahwa aku selalu setia menunggunya, maka suatu saat dia pasti berubah.”

Mau tau pendapatku sis? Orang yang mengagungkan kesetiaan adalah orang yang naïf Apakah salah menjadi orang naïf? Tidak ada yang salah……itu pilihan. Kesetiaan adalah bagaimana kita menjaga komitmen diri kita terhadap suatu relasi/hubungan. Kesabaran adalah bagaimana kita mentoleransi hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan kita. Sampai batas mana kesabaran itu? sangat relatif pada setiap orang, tergantung dari tujuan dan karaktek orangnya.

Sampai batas mana kesetiaan dapat dipegang?

Sampai batas, kalau sudah mulai menyakiti atau saling merusak satu sama lain. Ada orang yang mengatasnamakan kesetiaan maka rela membunuh, rela menyakiti dirinya dan rela mati. Tentu saja sis… Semua itu adalah pendapatku pribadi dari pengalaman sendiri dan oranglain yang ada disekitarku. Menurut aku, pada dasarnya..semua adalah pilihan, selama kamu siap dengan resikonya..maka tidak seorangpun berhak menghakimi kamu kalau kamu tetep memegang teguh kesetiaanmu dan menjadi naïf.

Dan tidak seorangpun berhak menghakimi pilihanmu untuk melepas kesetiaanmu karena yang kamulah yang akan mempertanggungjawabkannya bukan orang lain.

 

I love you,
Your lovely sister,
Ely Susanti

by. Ely Susanti

Life Coach