“Menurut kamu, dia bisa suka sama aku kah?”
Begitu seorang teman bertanya. Dia menanyakan pria yang barusan meninggalkan kami. Pria tersebut adalah rekan kerjanya.
“Memang kenapa?”
Saya balik bertanya.
“Ya pengen tau aja.”
“Trus kalau udah tau?”
“Aku sih, mikirnya dia ngga bakal suka aku, makanya aku nyantai.”
Katanya menjawab sendiri pertanyaannya yang diawal.
Teman ini sudah memiliki kekasih, dari obrolan berikutnya saya jadi tahu bahwa dia ngga mau pria itu suka ke dia karena teman ini kuatir nanti terjadi perselingkuhan.
Akhirnya saya mengatakan, sebenarnya ngga penting apakah dia akan suka kamu atau tidak. Yang lebih penting, apakah kamu suka dia? Kalau kamu mulai suka, ya hindari. Jadi tidak perlu bingung dulu tentang perasaan dia. Pikirkan dulu tentang diri sendiri.
Saya jadi teringat sebuah percakapan dengan seorang guru, yang menegur saya dengan halus. Bahwa saya adalah wanita yang manja.
Saya protes bahwa saya bukan wanita yang manja.
Penjelasan berikutnya membuat saya mengerti, yang dimaksud dengan manja adalah saya berharap lingkunganlah yang mempermudah keputusan-keputusan saya. Atau berharap lingkunganlah yang membawa saya pada kondisi yang menguntungkan buat saya.
Hal ini persis seperti kejadian teman saya ini, yang berharap agar pria itulah yang menjaga perasaannya untuk tidak suka padanya. Bukan dirinya yang harus mengambil tindakan untuk menghindari.
Untuk itulah, saya belajar memutuskan untuk diri sendiri bukan lingkungan yang memutuskan buat saya 🙂
Ely Susanti
by. Ely Susanti
Life Coach