“Saya sudah tidak sanggup lagi, kalau sampai akhir tahun ini tidak ada perubahan maka kita putus.” Begitu, ucapan ultimatum wanita cantik pada pasangannya.
Sebenarnya sudah banyak perubahan yang terjadi pada wanita ini dibandingkan 2 bulan sebelum kami coaching pertama kali. Namun ada beberapa hal yang membuat wanita cantik ini belum merasa aman sepenuhnya.
Di sesi-sesi sebelumnya wanita ini sudah menemukan apa yang menjadi prioritas utama dari sebuah relasi yang diinginkan. Dan dari 5 hal penting yang dia inginkan, semua terdapat pada pria yang ia cintai ini. Hanya satu hal yang ia tidak temukan. Ini membuat dirinya merasa tidak aman dan mempertimbangkan kelanjutan hubungan ini terus menerus selama 4 tahun.
Menimbang atau kebimbangan yang terus kita biarkan terbuka membuat kita tidak bisa all out dalam memperjuangkan sesuatu.
Saat kita terus mempertimbangkan, maka pikiran dan emosi kita selalu mencari mana yang lebih nyaman atau lebih ringan untuk dijalani.
Gambarannya begini…
Kalau kita mempunyai rumah warisan juga mempunyai uang untuk pindah rumah. Dan kita terus mempertimbangkan apakah sebaiknya tetap di rumah warisan yang bersejarah atau pindah ke rumah baru.
Selama waktu berjalan dan kita tidak memutuskan tetapi menunggu situasi atau kondisi yang tepat, maka saat ada kerusakan pada rumah tersebut, akan dimasukkan pada database sebaiknya pindah. Pada saat keluarga datang dan menceritakan sejarah rumah yang membuat rumah tersebut mempunyai nilai emosional tinggi, maka masuk ke database untuk mempertahankan rumah tersebut.
Terus begitu…
Nambah data untuk tinggal,
Nambah data untuk pindah,
Sampai kita memutuskan 😊
Ceritanya akan berbeda kalau kita sudah memutuskan, bahwa apapun yang terjadi maka rumah tersebut harus dipertahankan dan tetap akan tinggal dalam rumah bersejarah. Maka saat rumah tersebut bocor, rusak atau ada hal hal yang tidak menyenangkan, maka uang yang ada akan digunakan memperbaiki dan merenovasi rumah tersebut, tidak lagi berpikir uangnya untuk pindah ke rumah baru.
Gambaran tersebut semoga bisa menjelaskan bahwa, dalam sebuah relasi juga demikian, saat kita membuka bahwa ada pilihan untuk keluar dari sebuah relasi, maka….
Sebelum memutuskan semua kejadian, kekecewaan , kemarahan, kebahagiaan ataupun rasa cinta menambah database untuk bertahan atau tidak.
Jadi, saat ingin berjuang dengan sungguh sungguh pada sebuah relasi, putuskan untuk bertahan apapun yang terjadi dan meninggalkan pilihan untuk berpisah.
Dalam hal klien saya tersebut, dia memberikan ultimatum waktu, dapat dikatakan dia hanya menunggu sedikit saja kesalahan atau tidak adanya perubahan sudah membuat database dia untuk putus cukup banyak mengalahkan untuk bertahan.
Pertanyaan berikutnya pasti begini, terus bagaimana agar saya bisa memilih untuk bertahan, sedangkan saya sudah kecewa dan sakit?
Jawabannya : tentukan pilihan dengan niat mana yang mau diperjuangkan.
Dengan memilih kita berhenti menimbang dan menimbang dan menimbang….
Dengan memutuskan pilihan maka kita juga dapat memilih hal-hal yang dipertahankan agar dapat memupuk niat kita lebih kuat.
Dengan memutuskan pilihan maka kita dapat memilih hal-hal yang harus dipangkas atau dibuang, dimana melemahkan niat kita.
Semua itu dapat terjadi, pada saat pilihan sudah dibuat atau sudah memutuskan mana yang diperjuangkan.
Ely Susanti
Life Coach & Trainer
by. Ely Susanti
Life Coach